Zulkifli (18), siswa SMAN 2 Tebingtinggi Barat peraih nilai terbaik hasil UN SMA jurusan IPS se Riau tahun 2015, terancam tidak melanjutkan pendidikannya. Anak bungsu dari tiga bersaudara ini beralasan faktor ekonomi jadi penyebabnya.
Saat di datangi di kediamannya di jalan Rintis,
Zulkifli mengatakan belum dapat memastikan apakah akan melanjutkan
pendidikannya di perguruan tinggi atau tidak. Akibat masalah ekonomi, membuat
Zulkifli cemas dengan masa depan pendidikannya. Sementara itu ayahnya sudah
meninggal belasan tahun lalu.
“Sudah 14 tahun yang lalu ayah saya meninggal. Saat
itulah hanya iibu yang menjadi tulang punggung keluarganya. Saat ini ibu saya
sudah tua, makanya saya yang bekerja,” ujarnya.
Zulkifili meraih nilai tertinggi dari enam mata
pelajaran, yakni Bahasa Indonesia (92,0), Bahasa Inggris (89,8), Matematika
(87,5), Ekonomi (87,5), Geografi (86,0), dan Sosiologi (83,7). Prestasi bagus
itu tidak hanya membanggakan dan membuatnya bahagia, tetapi sekaligus khawatir.
Ia mengungkapkan, jika uang sakunya habis ia rela
menajdi kuli bongkar batu bata di pelabuhan Kempang. Upah yang didapatkan hanya
Rp. 40.000,- per hari, itupun jika ia berhasil membongkar 1.000 buah batu bata.
Kini dirumahnya ia tinggal bersama ibu tiga kakaknya yang juga kerja
semrawutan. Kakak tertuanya, Jonrizal juga berprofesi sebagai kuli bangunan.
Meskipun begitu, Zulkifli mengaku sangat bersyukur
atas pencapaiannya kali ini. Remaja asal
kelurahan Selatpanjang Selatan kecamatan Tebingtinggi kabupaten Kepulauan
Meranti mengaku tidak menyangka bisa meraih nilai tertinggi, apalahi tempat ia
menimba ilmu merupakan bekas sekolah lokal jauh yang baru menyandang status
negeri pada satu tahun lalu. Meskipun tidak ada cara khusus dalam hal belajar,
ia yakin jika nilai tinggi itu disebabkan karena sering mengulani pelajaran.
“Sepulang sekolah kalau tidak lelah. Saya sempatkan mengulang pelajaran sekitar
satu jam,” katanya.
Dalam kesehariannya, pelajar kelahiran tahun 1996 ini
bersungguh-sungguh menuntut ilmu. Zulkifli ingin cita-citanya sebagai
Sarjana Ekonomi dapat terlaksana dan
bisa membanggakan ibunya.
Sementara itu wali kelas Zulkifli, Neti Indrayana,
S.Pd mengungkapkan, “Secara ekonomi Zulkifli masuk dalam kategori siswa miskin.
Dia berasal dari kelaurga pas-pasan. Karena itu, sekolah memberikan bantuan
berupa zakat mal yang berasal penghasilan guru-guru di SMAN 2 Tebingtinggi
Barat. Saya merasa bangga dengan maka didik saya yang telah berhasil meraih
nilai tertinggi se kabupaten Meranti. Apalagi saat ini, pertama kalinya siswa
di kabupaten Meranti meraih nilai tertinggi se kabupaten Kepulauan Riau. Dia juga tercatat sebagai
penerima Bantuan Langsung Siswa Miskin (BLSM). Saya berharap pemerintah mau
membantu biaya kuliahnya Zulkifli. Saying jika peraih nilai UN tertinggi tidak
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.”
Marilah kita berdoa, semoga pemerintah bisa membantu biaya hidupnya Zulkifli. Sangat disayangkan anak yang memperoleh nilai UN tertinggi ini di abaikan begitu saja. Semoga bermanfaat dan terima kasih.
0 komentar:
Posting Komentar