Handphoneku
 bergetar tanda pesan singkat masuk, tertera dilayar ‘sayangku’ yang 
mengirim pesan itu.“Besok kamu akan aku jemput jam 10 tepat. tampillah 
cantik dihadapanku, aku akan membawamu kesuatu tempat yang sangat 
indah.”
Lekukan
 indah dibibirku tak mampu aku tahan setelah aku membaca pesan singkat 
itu. Pacarku ini memang jarang sekali punya waktu untukku, wajarsaja aku sangat senang jika ia mengajakku jalan seperti ini.
****
Keesokan
 harinya, sinar sang surya masuk melalui celah-celah kamarku. Ya Tuhan 
ini sudah siang sekali, jam dinding dikamarku sudah menunjukan pukul 8 
pagi. Aku segera membereskan kamarku dan bergegas mandi lalu siap tampil
 cantik dihadapan lelaki yang sangat aku sayangi.
Jarum
 jam menunjukan pukul 9.45 aku sudah siap dengan gaun sederhana namun 
terlihat anggun dan cocok ditubuhku. Tak lama, suara klakson 
motorterdengar, kubuka jendela terlihat sesosok lelaki tampan 
melemparkan senyuman kearahku. Aku bergegas meneminya didepan, dan aku 
pun meluncur ketempat yang sudah ia siapkan untukku.
“Taman yang cantik” satu kalimat yang ada diotakku ketika aku sampai ditempat yang ia maksud.
“Bagaimana, kamu suka?” tanyanya, aku menganggukan kepalaku lalu tersenyum.
Kulewati
 siang ini dengan berbincang dan menikmati pemandangan yang indah 
bersamanya, aku harap ini akan terjadi terus menerus kepadaku karena aku
 sangat menginginkan momen ini.
Tuhan
 mendengar doaku, satu bulan belakangan ini ia lebih banyak meluangkan 
waktu bersamaku daripada dengan berkas-berkas penting dikantor. Mungkin 
ia sudah mulai penat dengan kesibukannya, aku senang kini aku punya 
banyak waktu bersamanya. malam ini aku mempunyai rencana untuk makan 
malam bersamanya disebuah restoran, dan kini aku sudah siap. Setibanya 
direstoran kami langsung memesan makanan seraya menunggu aku membuka 
percakapan dengan menanyakan apa yang akan ia berikan sebagai kado ulang tahunku, karena 2 hari lagi aku akan berulang tahun. Ia tersenyum mendengar pertanyaanku.
“Aku
 gak akan ngasih tau kamu apa yang akan aku kadoin kekamu, yang pasti 
kado ini akan bikin kamu bahagia.” jawabannya membuatku penasaran, aku 
bertanya lagi dan mendesaknya untuk memberitahu tapi ia tetap pada 
pendiriannya ia tidak akan memberitahuku.Aku pun mengalah, kubiarkan 
hadiah ulang tahunku tak aku ketahui dahulu, pasti ia mempunyai sebuah 
rencana yang akan membuatku terharu.
Tepat pukul 00.00 hari ulang tahunku, ia mengirimkan pesan singkat kepadaku.
“Selamat
 ulang tahun sayang, semoga kamu menjadi sesosok wanita yang lebih baik 
lagi dan semakin sayang sama aku. Besok aku tunggu kamu ditaman yang 
sebulan lalu kita datangi jam 10. Jangan terlambat ya sayang! aku sayang
 kamu, kamulah cinta terakhir dalam hidupku.”
“Terima
 kasih sayang atas doanya, aku pasti tidak akan terlambat, aku juga 
sayang sekali sama kamu dan kamu adalah matahari dihidupku” balasku.
Kuletakkan
 handphoneku kembali dimeja dekat kasurku, kurebahkan tubuhku dan aku 
mencoba memejamkan mataku dengan sejuta pertanyaan yang hinggap 
diotakku.
****
Pukul
 02.00 dini hari, bel rumahku berbunyi. Dengan mata yang masih ngantuk 
aku berjalan dan membukakan pintu, terlihat didepan pintu sesosok lelaki
 yang sangat aku cintai bertamu kerumahku.
“Sayang,
 ada apa kamu ke rumahku malam-malam seperti ini? Ayo masuk, di luar 
sangat dingin” ucapku memegang tangannya. Tangannya dingin seperti 
salju, ia hanya menggelengkan kepala lalu ia pun duduk dibangku teras 
rumahku. Wajahnya pucat pasi. Aku mulai khawatir dengan keadaannya.
“Kamu sakit? Wajahmu pucat” tanyaku
Ia hanya menatapku dalam. Penuh dengan makna yang tidak aku mengerti, ia berbeda sungguh berbeda.
“Mau aku buatkan teh atau coklat panas?” tanyaku lagi
Ia
 hanya tersenyum dan memandangku tajam, wajahnya bercahaya. Sungguh, ia 
sangat tampan walaupun wajahnya pucat. Tak lama ia berdiri, aku pun 
menyusul. Dia menggenggam tanganku, lalu berbisik.
“Aku sangat mencintaimu, kamu adalah cinta terakhir dalam hidupku. Selamat ulang tahun sayang” kalimat itu diiringi dengan lekukan manis dibibirnya.
“Aku juga sangat mencintaimu”
Ia
 mencium keningku, lalu berjalan menyusuri jalanan gelap seorang diri, 
karena rasa dingin yang tak bisa kutahan aku memutuskan untuk kembali ke
 kamar. Ia berbeda, tak biasanya jam 02.00 dini hari ini ia ke rumahku.
****
Keesokan
 harinya, dering telepon membangunkanku. Aku menjawabnya terdengar suara
 seorang perempuan menangis terisak-isak dikejauhan sana.
“Maaf ini siapa?” tanyaku
“ini mamanya Reno, benar ini Flesya?”
“Ia benar tante. Ada apa ya tante?”
“Kamu datang sekarang ya ke rumah Reno, supir tante sudah tante suruh menjemputmu” ucap mamanya Reno lalu telePon itu terputus.
Aku
 segera membersihkan badan dan tak lama jemputan itu datang. Setibanya 
dirumah Reno, terlihat sesosok orang yang sangat aku cintai sudah 
terbujur kaku tak bernyawa. Meninggalkan aku dan semua kenangan kami 
didunia ini menjadi sebuah lembaran. Airmataku menetes, membuat sungai 
kecil dipipiku.
Aku
 menghapiri mamanya Reno, mama Reno pun menjelaskan semuanya kepadaku. 
Jantungku serasa ingin copot ketika aku tahu Reno meninggal jam 01.00 
dini hari. Sedangkan tadi malam Reno datang ke rumahku pukul 02.00 dini 
hari, mama Reno tak percaya mendengar ucapanku tapi itulah yang aku 
alami.
Setelah mengikuti pemakaman Reno, aku pun pulang. Hanya duka mendalam yang aku rasakan dihari ulang tahunku saat ini.
****
3
 hari telah berlalu, rasa duka masih menyelimuti hatiku. Kalau aku bisa 
membuat permohonan aku akan memohon kembalikan Reno di pelukanku Tuhan. 
Aku sangat merindukannya, merindukan senyum manisnya dan kelembutannya.
Aku
 ingat, aku belum sempat ke taman tersebut. Aku pergi ke taman itu, 
kulihat bunga mawar yang sudah layu memenuhi taman itu. ketika aku 
duduk, hatiku terpukul. Aku ingin berteriak, aku ingin memeluk Reno saat
 ini. Pasti ini kado yang ia sediakan untukku sebuah kata “WILL YOU 
MARRY ME?” dengan bertintakan bunga mawar merah ditaman yang luas ini. 
Airmataku tak terbendungkan, aku menangis terisak-isak, aku semakin 
merindukan Reno. tiba-tiba seorang penjaga taman datang menghampiriku.
“Mbak Flesya bukan?”
“Iya, say Flesya. Ada apa ya?”
“Ini ada titipan kotak dari 3 hari yang lalu tapi mbaknya baru hadir sekarang!”
“Terima kasih ya”
“Iya sama-sama mbak”
Kotak
 berwarna merah hati yang bertuliskan ‘untuk kekasihku.’ Kubuka, kotak 
itu beisi cincin emas yang cantik dan dibawahnya ada sebuah kertas yang 
berisikan,
"Aku
 tidak tau harus berkata apa, lidahku kelu, otakku tak mampu berfikir 
untuk merangkai kata, penaku pun sudah lelah menuliskan kata. Aku hanya 
ingin kamu tahu, bahwa kaulah orang yang sangat aku cintai. Jika ibumu 
masih ada di dunia ini aku akan mengucapkan terima kasih karena telah 
melahirkan sesosok perempuan yang bisa mengerti aku dan menerima aku apa
 adanya. Aku mencintai kamu. Menikahlah denganku, karena aku yakin 
kaulah bidadari yang Tuhan kirimkan untuk menemani hidupku."
Aku semakin merindukannya.
“Rennoooooooo....”
**** TAMAT ****
Karangan:
Dhita Fuji Lestari 
0 komentar:
Posting Komentar